Skip to main content

Misykati Berkeringat di Musim Dingin

Semenjak laga persahabatan skuat Misykati dengan skuat Himmah, Misykati tidak menyambangi rumput sintetis dan plesteran seluas lebih kurang 162 meter² (18m x 9m) di Sallab sampai Ahad 25 November 2018. Tidak ada perubahan yang signifikan di sana kecuali hawa dingin yang menandakan musim dingin memang benar-benar berlangsung.

Kegiatan MISYKATI Ngolah Raga yang diselenggarakan divisinya Superstar dan Hasyid ini disponsori oleh H. Dimas dari kelurahan 61. Beliau mensponsori kegiatan ini  dalam rangka tasyakuran TEMUS (Tenaga Musim) haji 1440 H. Semoga beliau menjadi Alhaj yang mabrur, amin.

Sebelum kegiatan ini berlangsung, pamflet telah disebar oleh Misykatian di grup dan statusWasap sampai stori Instalgram. Saking masifnya Misykatian menyebarkan pamflet, Sallab pun ramai dengan orang-orang dari pelbagai penjuru: kelurahan Sukacawiek skuat penuh, 61, Bawel, Darrasah, Madrosah, Katak, anak asrama dan Khidrituni.

Tampak wilayah rumput sintetis sedang berlangsung ludrukan. Pemain campuran tanpa strategi yang jelas saling baku hantam ke gawang lawan masing-masing. Mas Daus yang bermain full time, eks Sukacawiek, memberikan umpan silang ke mas Bejo. Namun sangat disayangkan, mas Bejo membiarkannya bola yang datang melewatinya dan hanya menendang angin. Dari kubu lawannya menyerang balik dari lini tengah yang digiring oleh mas Nizar yang bermain seperti Xavi dengan tiki-taka mengumpan ke arah mas Sedot yang bermain seperti Iniesta, namun sampai di depan gawang mentalnya dilemahkan oleh penjaga gawang bung Dopir. Banyak permainan mental di rumput sintetis setelahnya.

Di wilayah plesteran sudah ramai oleh kelurahan Bawel sejak pukul 1, padahal permainan voli dimulai pukul 3, antusias sekali mereka. Ada juga sebagian yang bermain bulu tangkis di pinggiran lapangan voli. Ustaz Ilham Azizi membimbing mereka dengan memegang raket untuk menjinakkan bola yang terbuat dari gabus berbentuk setengah bulatan yang dilapisi kulit tipis, pada bagian yang rata diberi bulu-bulu unggas yang dipasang berdiri melingkar sepanjang pinggirnya.

Kegiatan yang dijadwalkan dari pukul 1 siang sampai pukul 4 sore ternyata molor sampai pukul 5. Hal ini karena saking semangatnya mereka dan ada yang datangnya terlambat, seperti duo Wahyu, Kaji Roup dan Ustaz Ilham Azizi. Jadi ketika penjaga lapangan Sallab yang berambut panjang menghampiri rumput sintetis pukul 3 dengan kosakata bahasa Indonesia seadanya, doi bilang, “Sudah, sudah ...,” bli Dar pun langsung minta tambah satu jam. Dan permainan semakinkoclok. Dan juga dari wilayah plesteran yang seharusnya rampung jam 4 dihampiri oleh penjaga lapangan dengan nasib yang sama, doi harus menambah durasi sewa lapangan sekali lagi satu jam di wilayah yang berbeda.

Pada waktu tambahan di wilayah plesteran, permainan voli semakin ramai karena pemain dari wilayah rumput sintetis hijrah ke sana. Permainan voli makin panas dengan kedatangan para lelaki berkeringat dan berbau asam bertambah banyak. Tidak itu saja yang membuat suasana semakin panas, tapi banyak pemain pro seperti mas Izzi, dek Faros, mas Sedot, mbak Aini dan lainnya yang melontarkan pukulan bola kuning biru putih menukik ke bawah.

Terdengar azan magrib menandakan waktu sewa lapangan segera berakhir. Terlihat di luar lapangan ada Masisir yang mengantre bermain di arena plesteran. Bli Dar, mas Jupli dan mas Sedot pun menurunkan net untuk dibawa pulang. Kelurahan Bawel sudah sibuk berswafoto dengan gawai yang memiliki kamera depan paling jahat. Akhirnya kami berkumpul bersama untuk menutup kegiatan hari ini dengan berfoto bersama di wilayah plesteran yang dibidik oleh mas Daus dan mas Izzi. Semua berkeringat dan sehat, alhamdulillah. Dan mereka berpulang ke kelurahan masing-masing dan bersiap menghadapi ujian termin satu yang diagendakan sekitar Januari dengan badan yang sehat. Mohon doa dari pembaca supaya Misykatian dan Masisir pada umumnya diberi kemudahan dalam menempuh ujian termin satu mendatang.

Comments

Popular posts from this blog

Masisir Belum Aman dari Pelecehan Seksual.

Masisir, sapaan akrab dari sekumpulan mahasiswa-mahasiswi Indonesia yang belajar di Mesir, akan memasuki tahun ajaran baru dan menyambut kedatangan calon mahasiswa baru. Seperti tahun-tahun sebelumnya, PPMI, kekeluargaan dari setiap provinsi sampai ikatan alumni sekolah atau pesantren yang eksis di Mesir mempersiapkan agenda tahunan ini, seperti ORMABA (orientasi mahasiswa baru) milik PPMI dan acara ospek lainnya di kekeluargaan atau ikatan alumni. Dalam perjalanan Masisir menuntut ilmu itu tidak semulus pantat bayi. Banyak peristiwa-peristiwa buruk yang menimpa mereka, seperti perampokan, pencurian, pelecehan seksual dan sebagainya. Mungkin agak menakutkan bagi orang-orang yang mendengarnya, terutama orang di kampung halaman mereka, apalagi calon mahasiswa baru periode 2018-2019 yang mencapai 2000 kepala. Tapi inilah realitas kehidupan yang terjadi terhadap Masisir selama ini. Di sini saya akan menyoroti pada kejadian-kejadian pelecehan seksual yang menimpa Masisir kar...

Misykati dan Kegiatan-kegiatan di Dalamnya

Sebuah organisasi dari perkumpulan alumni MAPK Surakarta yang berdomisili di Kairo Mesir dikenal sebagai Misykati. Awal mulanya Misykati hadir di negeri kinanah pada tahun 1995 di wilayah kota metropolitan bernama Helwan. Organisasi yang merupakan singkatan dari Majelis Intensif Studi Yurisprudensi dan Kajian Pengetahuan Islam yang kita kenal saat ini pernah memiliki nama sebagai Halaqoh Ilmiah. Jika kalian memahami interpretasi dari akronim Misykati, kalian akan mengetahui bahwa dia bersifat akademis. Untuk membuktikan keabsahan Misykati sebagai organisasi yang akademis, dia memiliki beberapa kegiatan-kegiatan dalam bidang akademis seperti: kajian selasanan, mengaji kitab Waroqot, mengaji kitab Tuhfah dan Jagongan.             Dari kegiatan-kegiatan Misykati di atas, saya sebagai Misykatian akan menjelaskan kegiatan-kegiatan tersebut.             Set...